Tulisan Bahasa Indonesia 2 (Softskill) - Pengalaman Pribadi

PENDAHULUAN
Pada tulisan kali ini saya akan menulis tentang pengenalan diri saya dan salah satu pengalaman pribadi saya selama ini sesuai dengan tugas penulisan Bahasa Indonesia 2
ISI / PEMBAHASAN
Nama saya Alexander Fransiskus. Nama yang indah dari kumpulan huruf yang dirangkai kedua orang tua saya dengan penuh makna dan harapan kebaikan untuk saya. Saya terlahir sejak tahun 1992 lalu. Terlahir normal dengan begitu banyak kejadian-kejadian yang sudah saya lalui sampai saat ini. Dari masa-masa indah selama 21 tahun saya di dunia ini ada salah satu pengalaman yang ingin saya ceritakan kepada pembaca sebagai pengalaman pribadi saya :
Ulang Tahunku ke-delapan
Teringat saat itu ketika ulang tahunku yang ke delapan tahun, hari itu begitu spesial untuk menjadi sebuah kenangan indah. Saat itu aku masih begitu belia, bersemangat dan penuh ceria. Hari itu keluarga besarku berkumpul. Orang tuaku mencoba membuat kejutan sebuah pesta kecil untukku merayakan hari lahirku yang ke delapan tahun. Hari itu begitu bahagia. Kami semua menghabiskan sepanjang malam berbagi tawa dan cerita. Banyak kado special yang aku terima saat itu, banyak doa, ucapan, pelukan, ciman kasih sayang yang aku dapatkan. Sungguh tak terlupakan.
Saat pesta ulang tahunku kala itu dimulai dengan acara acara ulang tahun pada umumnya. Bernyanyi, berjoget, memberi kado, memotong kue dan membuat harapan harapan untuk masa depan. Hari itu menjadi tak biasa adalah ketika semua keluargaku, semua orang yang berarti bagiku berkumpul. Mereka berkumpul bagiku untuk pesta ulang tahunku dan itu sangat berkesan. Malam itu menjadi sebuah pengalaman terbaik dalam merayakan ulang tahunku. Seringkali hingga saat ini aku berharap untuk adanya saat itu untuk sekali lagi.
Kenyaataannya hari itu memang hanya untuk sekali dan hanya menjadi pengalaman pribaadi sekaligus sebuah kenangan dalam hidupku.
PENUTUP
Kesimpulan
          Pengenalan diri akan mampu membuat orang lain mengerti dan mengenal diri kita lebih baik. Dan berbagi hal kepada orang lain itu penting, terutama berbagi hal indah yang pernah kita alami. Semua itu akan membuat kita lebih dikenang oleh semua orang. Semoga tulisan ini sedikit bermanfaat bagi pembaca. Teima kasih.
         
  


Tugas 1 - Bahasa Indonesia 2 ( PENALARAN )

BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang

           Penulisan ini dilatar belakangi oleh kewajiban mahasiswa untuk membahas masalah Penalaran, Inferensi dan Evidensi agar setiap mahasiswa, bahkan masyarakat luas mampu memahami dan mendalami dengan baik hal-hal yang berkaitan dengan bahasa Indonesia.

1.2   Rumusan Masalah
                   1.  Apakah pengertian, metode dan jenis-jenis Penalaran ?
                   2.  Apakah pengertian dan jenis-jenis  inferensi ?
                   3.  Apakah pengertian Evidensi ?
1.3   Manfaat Tulisan
        Agar masyarakat terutama mahasiswa dan pelajar lainnya memahami dengan benar tentang Penalaran, Inferensi dan Evidensi.
BAB II
ISI / PEMBAHASAN
2.1 Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
2.1.1        Metode dalam menalar
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.
Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai.
Jika dipanaskan, logam memuai.
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
Jenis- jenis penalaran induktif :
Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran berdasarkan pengamata atas sejumlah
gejala(data) yang bersifat khusus, serupa,sejenis yang disusun secara logis dan diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat umum.
Contoh :
1. Susi Susanti adalah pemain bulu tangkis berskill tinggi
2. Alan Kusuma adalah pemain bulu tangkis berskill tinggi.
Generalisasi : Semua pemain bulu tangkis Indonesia berskill tinggi. Pernyataan “Semua pemain bulu tangkis Indonesia berskill tinggi” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Macam- macam Generalisasi :
- Generalisasi sempurna / Tanpa loncatan induktif
Sebuah generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan, sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali.
Contoh:
Untuk menyelidiki bagaimana sifat-sifat orang Asing pada umumnya, diperlukan ratusan fenomena untuk menyimpulkannya.
Generalisasi tidak sempurna/Loncatan induktif
-        Generalisasi yang bersifat loncatan induktif tetap bertolak dari beberapa fakta, namun fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada. Namun fakta-fakta tersebut atau proposisi yang digunakan itu kemudian dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang diajukan.
Contoh:
Bila ahli-ahli filologi Eropa berdasarkan pengamatan mereka mengenai bahasa-bahasa Ido-German kemudian menarik suatu kesimpulan bahwa di dunia terdapat 3.000 bahasa.
Analogi
Analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Analogi dapat juga dikatakan sebagai proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya, kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.
Contoh:
Adelina adalah lulusan kedokteran Universitas Indonesia.
Adelina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Fikri muchtar adalah lulusan kedokteran Universitas Indonesia.
Oleh sebab itu, Fikri Muchtar dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
-        Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut :
1) Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
2) Analogi dilakukan untuk menyingkapkan kekeliruan.
3) Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.
Sebab Akibat (Kausal)
Kasual adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.
Contoh :
Ketika pulang dari pasar, Ibu Aminah melihat tanah di halamannya becek, ibu langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah. Dalam kasus itu penyebabnya tidak ditampilkan yaitu hari hujan.

- Tujuan kausal terdapat dalam hubungan kausal, dapat berlangsung dalam tiga pola :
a.Sebab-akibat
Sebab akibat ini berpola A menyebabkan B. Di samping ini pola seperti ini juga dapat menyebabkan B, C, D dan seterusnya. Jadi, efek dari suatu peristiwa yang dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu.
Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, diperlukan kemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan simpulan penalaran. Hal ini akan terlihat pada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap suatu akibat yang nyata.
b.Akibat-sebab
Akibat sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. Ke dokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab. Jadi hampir mirip dengan entimen. Akan tetapi dalam penalaran jenis akibat sebab ini, Peristiwa sebab merupakan simpulan.
c.Akibat-akibat Akibat-akibat
adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu akibat yang lain
Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

Jenis-jenis Penalaran Deduktif  :
1.Silogisme
Silogisme merupakan proses penalaran di mana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru (berupa konklusi).
Bentuk silogisme :
1.     Silogisme kategoris : terdiri dari proposisi-proposisi kategoris.
2.     Silogisme hipotesis : salah satu proposisinya berupa proposisi hipotesis.
Misalnya :
Premis 1 : Bila hujan, maka jalanan basah
Premis 2 : Sekarang hujan
Konklusi : Maka jalanan basah.
Bandingkan dengan jalan pikiran berikut :
Premis 1 : Bila hujan, maka jalanan basah
Premis 2 : Sekarang jalanan basah
Konklusi : Maka hujan. 
2.Silogisme Standar
Silogisme kategoris standar = proses logis yang terdiri dari tiga proposisi   kategoris.
Proposisi 1 dan 2 adalah premis.
Proposisi 3 adalah konklusi
Contoh: Semua pahlawan adalah orang berjasa Kartini adalah pahlawan
Jadi : Kartini adalah orang berjasa.
2.2 Inferensi
Sebuah pekerjaan bagai pendengar (pembaca) yang selalu terlibat dalam tindak tutur selalu harus siap dilaksanakan ialah inferensi. Inferensi dilakukan untuk sampai pada suatu penafsiran makna tentang ungkapan-ungkapan yang diterima dan pembicara atau (penulis). Dalam keadaan bagaimanapun seorang pendengar (pembaca) mengadakan inferensi. Pengertian inferensi yang umum ialah proses yang harus dilakukan pembaca (pendengar) untuk melalui makna harfiah tentang apa yang ditulis (diucapkan) samapai pada yang diinginkan oleh saorang penulis (pembicara).
Inferensi atau kesimpulan sering harus dibuat sendiri oleh pendengar atau pembicara karena dia tidak mengetahui apa makna yang sebenarnya yang dimaksudkan oleh pembicara/penulis. Karena jalan pikiran pembicara mungkin saja berbeda dengan jalan pikiran pendengar, mungkin saja kesimpulan pendengar meleset atau bahkan salah sama sekali. Apabila ini terjadi maka pendengar harus membuat inferensi lagi. Inferensi terjadi jika proses yang harus dilakukan oleh pendengar atau pembaca untuk memahami makna yang secara harfiah tidak terdapat pada tuturan yang diungkapkan oleh pembicara atau penulis. Pendengar atau pembaca dituntut untuk mampu memahami informasi (maksud) pembicara atau penulis.
Inferensi adalah membuat simpulan berdasarkan ungkapan dan konteks penggunaannya. Dalam membuat inferensi perlu dipertimbangkan implikatur. Implikatur adalah makna tidak langsung atau makna tersirat yang ditimbulkan oleh apa yang terkatakan (eksplikatur). Untuk menarik sebuah kesimpulan (inferensi) perlu kita mengetahui jenis-jenis inferensi, antara lian;
        2.2.1        Inferensi Langsung
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis (proposisi yang digunakan untuk penarikan kesimpulan). Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari premisnya.
Contoh:      
Bu, besok temanku berulang tahun. Saya diundang makan malam. Tapi saya tidak punya baju baru, kadonya lagi belum ada”.
Maka inferensi dari ungkapan tersebut: bahwa tidak bisa pergi ke ulang tahun temanya.
Contoh:
Pohon yang di tanam pak Budi setahun lalu hidup.
dari premis tersebut dapat kita lansung menari kesimpulan (inferensi) bahwa: pohon yang ditanam pak budi setahun yang lalu tidak mati.
        2.2.2        Inferensi Tak Langsung
 Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari dua / lebih premis. Proses akal budi membentuk sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi-preposisi lama.
Contoh:
A : Anak-anak begitu gembira ketika ibu memberikan bekal makanan.
B : Sayang gudegnya agak sedikit saya bawa.
Inferensi yang menjembatani kedua ujaran tersebut misalnya (C) berikut ini.
C : Bekal yang dibawa ibu lauknya gudek komplit.
Contoh yang lain;
A : Saya melihat ke dalam kamar itu.
B : Plafonnya sangat tinggi. Sebagai missing link diberikan inferensi, misalnya:
C: kamar itu memiliki plafon

2.3 Evidensi
Pada hakikatnya evidensi adalah semua yang ada semua kesaksian,semua informasi,atau autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran, fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur adukan dengan apa yang di kenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujud yang paling rendah. Evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang di maksud dengan data atau informasi adlah bahan keterangan yang di peroleh dari suatu sumber tertentu.
Cara mrnguji data :
Data dan informasi yang di gunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi. Di bawah ini beberapa cara yang dapat di gunakan untuk pengujian tersebut.
1.Observasi
2.Kesaksian
3.Autoritas
Cara menguji fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta,maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilitian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1.Konsistensi
2.Koherensi
BAB III
PENUTUP
3.1   Kesimpulan
        Penalaran adalah sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis dengan mengumpulkan fakta-fakta. Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.
          Inferensi adalah membuat simpulan berdasarkan ungkapan dan konteks penggunaannya. Terdapat dua jenis inferensi yaitu, inferensi langsung dan tidak langsung
Evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua   informasi, atau autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran.
3.2 Saran
        Semoga dengan penulisan tentang Penalaran, Inferensi dan Evidensi ini dapat menambah wawasan kita tentang masalah teoritis dalam berbahasa Indonesia. Dengan banyak belajar, membaca dan memahami berbagai sumber sumber yang ada kita juga harus mampu menjadi lebih baik dalam bertutur kata agar dapat menjunjung tinggi ajaran bahasa indonesia yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA





Search Blog

Profil

Foto Saya
Alexander Fransiskus
Simple is Beautiful
Lihat profil lengkapku

My Quotes

You are loved more than you know, by someone who died to know you. Romans 5:8

Followers